Cara
kerja ilmu-ilmu pasti
Cara kerja ilmu-ilmu pasti(logika dan matematika) bertolak dari
sejumlah faham dasar, aksioma atau patokan kerja yang tak bertentangan satu
sama lain, yang ditentukan a-priori. Dari faham dasar itu ditarik dalil-dalil
berguna. Itulah yang dikerjakan oleh
David Hilbert dalam buku terkenalnya Grundlagen
der Geometrie. Dibuatnya pernyataan
tentang adanya 3 obyek, yaitu titik, garis dan bidang. Dari sana dibuat pernyataan awal
("aksioma") yang bersangkutan dengan tiga kata itu. Lalu Hilbert membuat hampir semua pernyataan
yang sekarang dikenal sebagai dalil geometri berdasarkan deduksi saja. Maka pada dasarnya geometri dapat diajarkan
baik kepada orang buta maupun kepada komputer.
Matematika berurusan dengan obyek atau
obyek-obyek. Biasanya berawal dari obyek
primitif, misalnya angka utuh positif 1,2, 3, ... Dari sana dibentuk himpunan
obyek-obyek (yang memiliki kesamaan sifat), fungsi dan himpunan fungsi-fungsi,
serta korespondensi antar fungsi ("operator"), himpunan
korespondensi-korespondensi (yang memiliki kesamaan sifat), ... Semua merupakan
obyek-obyek matematika, yang dapat saja "konkrit" dalam arti digali
dari atau dapat dikaitkan dengan realitas fisis (sekurang-kurangnya inderawi,
misalnya lingkaran), namun dapat juga sesuatu yang sifatnya "abstrak"
(misalnya obyek matematika yang disebut "titik" dan "bilangan
imaginer" yang bentuk primitifnya dilambangkan dengan huruf i dan yang
secara operasional didefinisikan sebagai "").
Harus dicatat bahwa yang diperlukan
bukanlah apakah obyek-obyek itu, melainkan apakah yang dapat dikatakan
("allowable statement") mengenai obyek-obyek itu. Itulah definisi,
yang pada dasarnya bersifat membatasi.
Maka jika dibuat pernyataan bahwa "titik adalah sebuah obyek yang
tak memiliki panjang atau lebar", itu bukan definisi, karena dalam
pernyataan itu "panjang" atau "lebar" masih harus diberi
arti.
Matematika sering dinyatakan sebagai
ilmu untuk mengambil konklusi yang perlu. Pertanyaannya:
konklusi yang mana? Satu deretan
silogism bukanlah matematika. Dalam
matematika dicermati pernyataan-pernyataan yang ringkas namun mencakup bagian
terbesar dari kasus-kasus khusus. Dalam
matematika juga dihargai argumentasi yang meyakinkan serta pembuktian yang
manis ("elegan" dan "indah"). Dan itu berarti bukan sekedar
logika serta proses deduksi, namun lebih mengenai metode.
Bahkan ciri khas
dari matematika adalah bahwa semuanya terselenggara secara efektif dan efisien,
tanpa membatasi obyek-obyeknya.Perkembangan matematika tampaknya tidak
senantiasa mengikuti pola yang linear sifatnya.
Dalam banyak hal dialog dengan ilmu dan ilmuwan bidang-bidang lain,
khususnya fisika dan ilmu-ilmu teknik, mendorong kepada penemuan alur-alur yang
membuka cakrawala baru tidak hanya dalam matematika sendiri, tetapi dalam
bidang-bidang ilmu lain. Contoh khas adalah obyek matematika
"i" yang disebut dimuka.
Kehadiran obyek itu tidak hanya memperkaya
panorama obyek yang dibahas dalam matematika, namun juga membuat bangunan
matematika tampil mempesonakan (i2 = -1, i3 = -i, i4
= i, eix = cos x + i sin x ... bilangan komplex; namun ii adalah ... bilangan real!). Dalam teknik elektro, kehadiran obyek itu
telah membuat banyak pekerjaan menjadi mudah (berkat penemuan Charles
"Proteus" Steinmetz).
Pada gilirannya,
teknik elektro memperkaya matematika dengan aneka tantangan baru.Akhirnya,
pastilah ada paham yang mendasari semua semua teori yang dihasilkan oleh kajian
matematika. Maka ada
usaha serius untuk mencermati fondasinya,
diatas mana teori dan bangunan matematika itu dibentuk.
by: Binti Zumroti
bgmn caranya di download ini makalah ?
BalasHapus